Raja Petra sudah banyak kali melampaui batas dalam tulisannya, namu penyokong-penyokong liberalisme melampau yang disanjungnya tetap menerima tulisannya sebagai kebenaran Mutlak, atau "gospel truth".
Baru-baru ini Raja Petra menulis dalam 'news blognya,' "Malaysia Today" yang terang-terang mengkafirkan saudara seIslam:
"Sure, I whack and insult those Malays who claim to be Muslims. But they are not of my religion. I am not of their religion."
http://us3.malaysia-today.net/2008/content/view/10564/84/
Kita tak boleh mentakfir orang Islam, walaupun dia melakukan dosa besar. Dia masih seorang Muslim, walaupun fasik. Berkata Imam Abu Hanifah rahimahullah dalam kitabnya Fiqh al-Akbar (ms. 102):
"Kita tidak boleh mengkafirkan seorang muslim dengan setiap dosa, meskipun dosa besar. Kecuali ada unsur menganggap halal maksiat itu. Kita juga tidak menghilangkan akar iman darinya, dia masih disebut orang beriman secara hakiki atau seorang mukmin yang fasik (tetapi) tidak kafir."
DAN BAGAIMANAKAH PULA DENGAN PIHAK PENGKAFIR? BUKANKAH JIKA SESEORANG MENGKAFIRKAN SESEORANG MUSLIM, MAKATUDUHAN KAFIR ITU KEMBALI KEPADANYA?
Seperti ternyata dalam hadis-hadis tersebut:
Hadis Abdullah bin Umar r.a:
"Sesungguhnya Nabi SAW bersabda: Apabila seseorang mengkafirkan saudaranya, maka ucapan mengkafirkan itu akan kembali kepada salah seorang di antara keduanya iaitu yang berkata atau yang dikata." (Muslim)
Dari Ibnu 'Umar radhiyallahu 'anhuma dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Siapa saja yang mengatakan kepada saudaranya 'Wahai kafir!' maka (panggilan itu) kembali kepada salah satu dari keduanya." (Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu bahwasanya dia mendengar Nabi SAW bersabda: "Tidaklah seseorang menuduh seorang lain dengan kefasikan dan tidaklah ia menuduhnya dengan kekafiran kecuali akan kembali kepadanya jika (ternyata) temannya (yang dituduh) tidak seperti itu." (Bukhari dan Muslim)
Dari Tsabit bin Adh-Dhahhak radhiyallahu anhu dari Nabi SAW beliau bersabda: "Barangsiapa menuduh seorang mukmin dengan kekafiran maka dia seperti membunuhnya." (Bukhari)
Jadi bagaimanakah pula dengan si Raja Petra ini?
Bolehkah kita percaya kepada si Raja Petra ni? Tidakkah si "Raja" ini takut akan "kafir" itu kembali kepada dirinya?
Sudah terang lagi bersuluh siapa Raja Petra ini sebenarnya.
Sedarlah Melayu Islam!
No comments:
Post a Comment